Minggu, 07 Februari 2016

Balinesia, Enggak Kalah yang Sama Katanya 'Luar Negri Itu"


"BALINESIA lebih indah kok, dari yang katanya "LUAR NEGRI ITU!"
          Yap, itu kata yang sering kita dengar dikalangan "Netizen". Saya setuju dengan tanggapan mereka "Balinesia lebih indah dari luar Negri" Yah walaupun saya belum pernah keluar Negri.
Balinesia tidak kalah menarik, disana banyak tempat wisata yang memang bikin mata kita "TAKJUB". Pura Tanah Lot, Pantai Kuta, Pantai Pandawa, Garuda Wisnu Kencana (Rencananya mau bersaing dengan Patung Liberty), Sangeh Monkey Forest, Tanjung Benoa, Pasar Sukowati (Yang pinter nawar, barang pasti murah), Danau Beratan Bedugul, Pantai Lovina, Masih banyak yang memang ada di Balinesia.
          Pertama jika kalian melewati jalur laut, kalian akan tiba di pelabuhan Ketapang, (Dari pada jalur udara, saya lebih memilih jalur laut). Kenapa jalur laut? Kita bisa merasakan angin laut yang sejuk, bersama aroma amis laut, dan jika kita sampai di Pelabuhan Ketapang, kita akan bertemu anak-anak peminta uang koin. Tapi pertama saya melangkahkan kaki disana, dan teman-teman saya cuek dengan mereka, jangan salahkan mereka jika berkata "Pulang saja Boy!, di Bali kok pelit Boy, Pulang saja!. Jangan pelit-pelitlah di Bali.". Itu kata pertama yang saya dapat saat menginjakan kaki di Bali.

Pelbuhan Ketapang Bali.


"Lempar Uangnya, Ayo Lempar!"


Tanah Lot

          Langsung aja kita ke Pura Tanah Lot. Tanah Lot adalah sebuah objek wisata di Bali, Indonesia. Di sini ada dua pura yang terletak di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu dan satunya terletak di atas tebing mirip dengan Pura Uluwatu. Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari pura Dang Kahyangan. Pura Tanah Lot merupakan pura laut tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut. Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat matahari terbenam.




          Legendanya Menurut legenda, pura ini dibangun oleh seorang brahmana yang mengembara dari Jawa, yaitu Danghyang Nirartha yang berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan tersebut pada abad ke-16. Pada saat itu, penguasa Tanah Lot yang bernama Bendesa Beraben merasa iri kepadanya karena para pengikutnya mulai pergi untuk mengikuti Danghyang Nirartha. Bendesa Beraben kemudian menyuruh Danghyang Nirartha meninggalkan Tanah Lot. Danghyang Nirartha menyanggupi, tetapi sebelumnya ia dengan kekuatannya memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai (bukan ke tengah laut) dan membangun pura di sana. Ia juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura. Ular ini masih ada sampai sekarang dan secara ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun 3 kali lebih kuat dari ular cobra. Akhirnya disebutkan bahwa Bendesa Beraben menjadi pengikut Danghyang Nirartha.






Garuda Wisnu Kencana

          Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (bahasa Inggris: Garuda Wisnu Kencana Cultural Park), disingkat GWK, ini adalah sebuah taman wisata di bagian selatan pulau Bali. Taman wisata ini terletak di tanjung Nusa Dua, Kabupaten Badung (Kalo Badung di Jawa Nakal), kira-kira 40 kilometer di sebelah selatan Denpasar, ibu kota provinsi Bali. Di areal taman budaya ini, direncanakan akan didirikan sebuah landmark atau maskot Bali, yakni patung berukuran raksasa Dewa Wisnu yang sedang menunggangi tunggangannya, Garuda, setinggi 120 meter. Yang menurut gosip, atau orang-orang berkata, Patung ini akan mengalahkan Patung Liberty. Wuih Liberty, Monas mah kalah atuh. Pembangunan Garuda Wisnu Kencana seperti diberitakan, setelah sempat terhenti cukup lama sekitar 16 tahun, patung GWK akan segera dimulai kembali pembangunannya.


Ini baru kepala Garudanya

         Area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana berada di ketinggian 146 meter di atas permukaan tanah atau 263 meter di atas permukaan laut.
         Oh iya, tau gak sih seniman patung Garuda Wisnu Kencana? Ini Dia Pak I Nyoman Nuarta

          Pak I Nyoman Nuarta ini (lahir di Tabanan, Bali, 14 November 1951)adalah pematung Indonesia dan salah satu pelopor Gerakan Seni Rupa Baru (1976). Dia paling dikenal lewat mahakaryanya seperti Patung Garuda Wisnu Kencana (Badung, Bali), Monumen Jalesveva Jayamahe (Surabaya), serta Monumen Proklamasi Indonesia (Jakarta). Pak I Nyoman Nuarta mendapatkan gelar sarjana seni rupa-nya dari Institut Teknologi Bandung dan hingga kini menetap di Bandung.
Pak I Nyoman Nuarta adalah putra keenam dari sembilan bersaudara dari pasangan Wirjamidjana dan Samudra. Pak I Nyoman Nuarta tumbuh dalam didikan pamannya, Ketut Dharma Susila, seorang guru seni rupa.

Yap betul sekali, Ini Patung Wisnu. Dan yang bawah adalah modelnya!.
(Becanda doang Bang!)

Kebawah lagi ada pembuatan tangan, pengukiran dinding. 
Tetapi para wisatawan di larang memasuki area tersebut.




Tanjung Benoa

          Tanjung Benoa adalah sebuah kelurahan di wilayah Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali.

              Tanjung Benoa merupakan tempat wisata di Bali yang terkenal akan pantainya. Tempat ini juga merupakan surganya wahana air seperti banana boat, scuba diving, parasailing, rolling donut, seawalker, flying fish, snorkeling dll. Selain itu, terdapat pelayaran menuju Pulau Penyu tempat hidup dan penangkaran seekor kura-kura, ular, jalak bali, dan sebagainya. Sehingga tidak salah kalau Tanjung Benoa dikenal sebagai pusat wisata bahari di Bali.

          Anda hanya perlu merogoh kocek Rp 50.000,00/orang untuk menuju Teluk Penyu, anda akan naik sebuah perahu kecil bermuatkan 10 orang. Di tengah laut sang pengemudi kapal akan melemparkan roti untuk mengundang ikan, dan itu dapat terlihat dikaca tengah perahu kecil. Tapi itu tidak berjalan mulus, kadang tidak ada ikan yang mendekat jika terlalu banyak perahu disekitar. Dan jika anda beruntung pula anda akan melihat lumba-lumba.


         Coba kita masuk ke teluk penyu, disana penangkaran penyu dan terdapat beberapa hewan yang di lingdungi seperti ayam, kelelawar, iguana.



2 komentar: